ILMU BUDAYA DASAR
Kelas 1IA21
ANGGOTA KELOMPOK
Dede Utomo (52413113)
Hafes Ibrahim (53413824)
Febriansyah Ramadhan (53413369)
Arya adam Permana (51413410)
Alfath Zaid (50413640)
Marcurius Ginting (55413264)
2014
·
Kebudayaan :
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
-
alat-alat
teknologi
-
sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
-
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
-
alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan.
- organisasi kekuatan (politik)
Wujud dan komponen Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Wujud
Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu.
Artefak (karya)
Artefak adalah
wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa
elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
Kebudayaan material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
Lembaga social
Lembaga social
dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat.
Sistem kepercayaan
Bagaimana
masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam
masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana
memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara
bagaimana berkomunikasi.
Estetika
Berhubungan
dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari
–tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia
setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu
dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai
tujuan dan efektif.
Bahasa
Bahasa merupakan
alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan
Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa
merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik
dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi
keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar
komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati
dari orang lain.
Contoh : kegiatan
yang terusmenerus dilakukan secara rutin di suatu daerah sesuai dengan tradisi
leluhur nya .
Kepribadian :
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh
seseorang.
Ø Makna
Kepribadian Sehari-Hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan
ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan
atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut
“berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Ø Kepribadian
Menurut Psikologi
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa
kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Ø Ciri-Ciri
Kepribadian
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan
rum 5b4 usan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang
dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005)
menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat
dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang
kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang
menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider
(1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik
yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan
konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut
dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas
perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu
lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya,
misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan
afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan
kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat
beberapa 590 teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori
Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori
Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi
dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari
Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self
dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan
tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
o Karakter yaitu
konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapat.
o Temperamen yaitu disposisi
reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan
yang datang dari lingkungan.
o Sikap,
sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
o Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih,
atau putus asa
o Responsibilitas (tanggung
jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang
dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
o Sosiabilitas yaitu
disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat
pribadi yang terbuka atau 5b4 tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian
tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang
tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan
ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut
Kepribadian yang sehat
o Mampu
menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.
o Mampu
menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak
mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
o Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan
yang diperolehnya dan meraksinya secara ra 59c sional, tidak menjadi sombong,
angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang
tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan
frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
o Menerima
tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi
masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
o Kemandirian;
memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
o Dapat
mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi
frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak
destruktif (merusak)
o Berorientasi
tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan
dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian
(wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
o Berorientasi
keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki
kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat
fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan m 5b4 engorbankan orang lain,
karena kekecewaan dirinya.
o Penerimaan
sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
o Memiliki
filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar
dari keyakinan agama yang dianutnya.
o Berbahagia;
situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor
achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
Kepribadian Yang Tidak Sehat
1. Mudah marah
(tersinggung)
2. Menunjukkan
kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering
merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Bersikap
kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap
binatang
5. Ketidakmampuan
untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati 48 atau
dihukum
6. Kebiasaan
berbohong
7. Hiperaktif
8. B 5b
Kesimpulan
Kesimpulan
“Pertanyaan
dan Jawaban”
1. Cara Menangulangi Arus Informasi
yang Pesat di Indonesia !
Jawab : - Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa sebagai Pertahanan dari budaya asing yang bersifat negatif.
- Peningkatan penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa
- Menghayati dan mengintensifkan pembelajaran budaya
tradisional yang bernilai luhur agar tidak musnah diganti oleh kebudayaan
asing.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat
memilih mana yang baik dan benar bagi masyarakat. Karena itu, tidak semua
kebudayaan asing baik dan cocok untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia.
- Meningkatkan pendidikan adalah upaya meningkatkan
kualitas diri agar dapat bersaing dengan bangsa lain baik dalam mencari
lapangan kerja di dalam negeri maupun di luar negeri.
- Meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar dapat
bersaing merebut pasar local, nasional, dan internasional.
- Meningkatkan enguasaan teknologi di segala bidang agar
kita tidak bergantung pada bangsa lain, mandiri, dan percaya pada diri sendiri.
- Menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan beretos
kerja tinggi.
- Menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap tehadap
unsure-unsur pembaharuan
Perubahan mental kearah sikap yang modern, seperti ulet,
rajin, berdisiplin, beretos kerja tinggi, cerdas, terampil, kreatif, dan
berjiwa wiraswasta sangat diperlukan untuk menghadapi era globalisasi tersebut.
Informasi yang Pesat bagi bangsa Indonesia dapat menjadi
peluang dan tantangan. Peluang yang dapat diperoleh adalah pasaran hasil
produksi yang semakin luas, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin cepat,
lapangan kerja yang semakin luas dan peluang bisnis yang makin terbuka.
Dalam menerima pengaruh asing, bangsa Indonesia jangan
bersifat pasif atau menerima begitu saja pengaruh tersebut. Bangsa Indonesia
harus bersifat aktif menyeleksi pengaruh tersebut. Kebudayaan asing
diakulturasikan secara serasi dengan kebudayaan asli sehingga menghasilkan
kebudayaan yang bercorak khas.
2. Apakah Benar
Angka Kematin turun di Indonesia !
Jawab : Tidak Benar,
Malah Angka Kematian di Indonesia itu Semakin Meningkat. Yang disebabkan Oleh :
- Kecelakaan (Lalu Lintas) : Kecelakaan
ini paling besar dampaknya
- Pembunuhan : Bisa dari Balita dan
Orang Dewasa yang bisa disebabkan oleh , Bunuh Diri, Pemerkosaan, Multilasi,
Geng-Geng Motor atau yang lainnya, Perampok, Faktor Balas Dendam dan Masih
banyak lagi Faktor Pembunuhan Lainnya.
- Aborsi : Orang yang Menggugurkan
Kandungannya. Biasanya karna Sex Bebas dan Stres karna tidak tau harus berbuat
apa. Ini juga Faktor pemicu Meningkatnya Angka Kematian di Indonesia karna
sekarang banyak Anak Remaja yang melakukan Hal ini.
3. Apakah
Indonesia bisa seperti China? Dalam
Bidang Pertumbuhan Penduduk !
Jawab : Bisa, Apabila
tidak dibantu oleh pemerintah penyuluhan tentang
KB - (Keluarga Berencana). Dan karna
kurangnya kesadaran Penduduk untuk mengikuti Program Keluar Berencana, Belum
lagi masih banyak kasus tentang Sex Bebas di Indonesia. Yang bisa menjadi
Pemicu Bertambahnya penduduk di Indonesia. Karna jarang sekali yang mau memakai
Alat Kontrasepsi.
Contoh : Sikap atau
tingkah laku yang menjadi kebiasaan yang menunjukkan orang itu berbeda dengan
yang lainnya.
Sumber pertama :
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#
Waktu pengunduhan :
13.45, 6 April 2014
Sumber kedua :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
Waktu pengunduhan : 16.46, 28 Maret 2014.
Posting Komentar